Rabu, 14 September 2011

Pemberian Nutrisi Parenteral


Pemberian Nutrisi Parenteral - Ini adalah kelanjutan posting sebelumnya (baca : Pemberian nutrisi melalui pipa lambung)
Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pasien yang tidak dapat di penuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral

Tujuan Pemberian Nutrisi Parenteral

  1. Mempertahankan kebutuhan nutrisi

Metode pemberian Pemberian Nutrisi Parenteral

  1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
  2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid
  3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki

Prosedur Perawatan Kateter Pemberian Nutrisi Parenteral

  1. Jelaskan prosedur pada pasien
  2. Cuci tangan
  3. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
  4. Ganti balutan tiap 24 - 48 jam
  5. Ganti set infus maksimal 2 x 24 jam
  6. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)
  7. Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
  8. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
  9. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain:
    1. Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit dan faal hepar
    2. Timbang berat badan pasien
    3. Periksa reduksi urine
    4. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
    5. Cairan jangan di gantuk lebih dari 24 jam
    6. Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan kalori yang di butuhkan akan di penuhi karbohidrat
  10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar